Jumat, 04 Januari 2013

FF | A Goodbye | Twoshoot - 1

                                                            A Goodbye




Tittle :  A Goodbye 
Author : Fanha Xiao Chan Fany 
Genre : Romance, Friendship, Sad Ending
Length : Twoshoot
Cast :

* Wu Yi Fan / Kris
* Tiffany Hwang

Other Cast :
* Victoria Song
* Kim Jong In / Kai
---------------------------------------------------------------------------------------------
Author PoV
Pada suatu hari, terdapat seorang yeoja yang sedang menatap kosong ke arah luar melalui jendela kamarnya sendiri. Yang dia pikirkan hanyalah perkataan dokter yang tadi memeriksanya. Dia bingung apa yang harus ia lakukan apakah dia harus mengakhiri hidupnya atau tetap menjalani hidup seperti biasa walaupun hidupnya tidak lama lagi.


Flashback ~

Saat sebelum pulang jalan-jalan bersama teman-temannya, Tiffany tidak sengaja melihat minuman yang ia suka, yaitu Milk Tea, dan ia pun segera menghampiri penjual Milk Tea tersebut. Namun, sebelum itu, ia berpamitan kepada teman-temannya untuk membali Milk Tea tersebut sekaligus untuk pulang.

"Hei, teman teman, aku pulang dulu ya, Bye." pamit Tiffany sambil melambaikan tangan kepada teman-temannya.

"Ne, hati-hati Fany." ucap teman-temannya.


Tiffany pun segera menuju ke tempat yang menjual Milk Tea tersebut, dan ketika ia selesai membelinya, ia melihat mobil nya di seberang jalan, bertanda kalau ia sudah dijemput oleh supirnya. ia pun bergegas menghampirinya dan menaiki mobil tersebut dan menaikinya. Selama perjalanan, Tiffany meminum Milk Tea tersebut sampai habis.

Skip ~

"Haiiii, eomma ! Aku pulang !" seru Tiffany.
"Ah, ne. Eomma akan segera kesana sayang." balas eommanya dengan sedikit berteriak.

Eommanya yang sedang berada di dapur pun segera menuju ke ruang tamu untuk menemui anaknya yang baru pulang itu.

"Ah, hei. Kau sudah pulang ne, bagaimana jalan-jalanmu itu ? Apakah menyenangkan ?." tanya eommanya sambil memeluk Tiffany.

"Ne, eomma. Hmmm, menurutku sangat menyenangkan, karena sudah beberapa tahun ini, aku jarang sekali dengan teman-teman SMA ku." jawab Tiffany sambil tersenyum.

"Oh, ya eomma. Aku lelah sekali, aku ke kamar dulu ne ?" lanjut Tiffany sambil bertanya kepada eommanya.

"Ne, ne. Istirahatlah, jangan sampai kau sakit, arra ?!" jawab eommanya.
"Oke, eomma. Arra." ucap Tiffany.


Tiffany pun segera menuju ke kamarnya. Setelah sampai di kamarnya, ia langsung membaringkan tubuhnya ke ranjangnya. Cukup lama ia membaringkan tubuhnya di ranjang. Namun, saat ia mencoba untuk memejamkan matanya atau mencoba tidur, ia merasa mual dan perutnya sakit bahkan sangat sakit. Ia pun segera menuju wastafel kamar mandi. Sesampainya, ia memuntahkan sesuatu dari mulutnya. Namun, ia terkejut karena yang ia muntahkan bukanlah makanan yang telah hancur ataupun cairan yang biasanya dimuntahkan oleh setiap orang melainkan darah. Ia pun mengusap mulutnya dengan air wastafel itu dengan cepat. Ia pun segera berganti pakaian untuk memeriksakan apa yang terjadi padanya ke dokter.

Skip ~

Sesampainya di rumah sakit, Tiffany yang bingung dimana tempat dokter berada, akhirnya memanggil dan bertanya kepada suster yang kebetulan lewat didepannya. Merasa ada yang memanggilnya, suster itupun menghampiri seseorang yang memanggil nya itu.

"Ah, suster !" panggil Tiffany ke suster tersebut.

"Ne, ada apa nona ?" tanya suster itu dengan sopan.

"Ani. Aku hanya ingin bertanya, dimana ruangan dokter ya ?" tanya Tiffany kembali kepada suster tersebut.

"Oh, itu. Mari ikuti saya." jawab suster itu sambil berjalan menuju ruangan dokter tersebut.

Tiffany pun hanya mengangguk mengerti dan mengikuti suster itu dari belakang.
~
Mereka pun sampai di depan pintu ruangan dokter. Suster itu pun pamit kepada Tiffany karena merasa tugasnya untuk mengantarkan Tiffany sudah selesai.

"Ini ruangan dokternya. Oh ya, maaf nona, saya ada keperluan lain, jadi silahkan menemui dokter sendiri ya." ujar suster itu dengan sopan.

"Ah ne, gwenchana. Gomawo sudah mengantarkanku." terimakasih Tiffany kepada suster itu.

"Ne, nona. Annyeong." ucap suster itu sambil membungkuk.

"Ne." balas Tiffany sambil membungkuk untuk membalas bungkukkan suster tersebut.

Tiffany pun mengetuk-ngetuk pintu dokter dengan pelan. Dokter yang ada di ruangan itu pun mendengar suara ketukan pintu dan bergegas untuk membukanya. Setelah pintu itu dibuka, Tiffany memberikan salam kepada dokter, begitu juga dengan dokter yang membalas salam dari Tiffany. Dan, dokter itu pun segera mempersilahkan masuk kepada Tiffany untuk masuk ke ruangan pribadinya.

Tiffany pun masuk ke dalam ruangan dokter itu, lalu dokter itu pun menyuruh Tiffany untuk berbaring di tempat tidur rumah sakit itu di kamar sebelah. Tiffany hanya mengangguk mengerti atas apa yang diperintahkannya oleh dokter itu. Lalu, dokter itu pun mulai memeriksa keadaan Tiffany.

Setelah diperiksa, dokter menyuruh Tiffany untuk keluar dari kamar tersebut dan mempersilahkannya duduk dikursi di depan kursi dokter tersebut dan Tiffany hanya mengikuti apa yang dipikirkan oleh dokter tersebut dan dokter itu juga duduk di kursi pribadinya. Tiffany yang ingin tau hasilnya pun segera bertanya kepada dokter itu. Namun sebelum itu, dokter menanyakan namanya dan makanan atau minuman apa saja yang ia makan atau minum terakhir kalinya.

"Oh, ya kenalkan Dokter Jang imnida, dan siapa namamu ?" tanya dokter itu yang bernama Dokter Jang dengan tubuh yang sedikit membungkuk karena sedang duduk.

"Ah, ne. Tiffany imnida." jawab Tiffany dengan membalas bungkukkan Dokter Jang.

"Oh, jadi namamu Tiffany. Baiklah Tiffany, apa makanan atau minuman yang terakhir kau makan atau minum ?" tanya Dokter Jang dengan serius.

"Eeee, terakhir kali, aku minum .... Milk Tea." jawab Tiffany.

"Apa kau yakin ?" tanya Dokter Jang memastikan.

"Ne, aku yakin." jawab Tiffany yakin.

"Baiklah, sepertinya di dalam minuman Milk Tea yang kau minum itu mengandung alkohol dan zat kimia yang berbahaya, memangnya kau membeli minuman itu dimana ?" tanya kembali Dokter Jang.

"Mwo ? Mengandung alkohol dan zat kimia ? Yang benar saja. Eee aku membelinya di seberang jalan raya dekat tempat wisata." jawab Tiffany yang mulai sedikit ketakutan.

"Ne. Huh, pantas saja, kenapa kau membelinya di dekat jalan raya ? Apa kau tidak tahu, kalau makanan atau minuman yang dijual di dekat dengan jalan raya, itu mengandung semacam alkohol atau zat kimia yang berbahaya, dan kau tau, kau terkena penyakit apa ?" ucap Dokter Jang dengan serius dan juga pertanyaan yang membuat Tiffany ketakutan.

"Ne ? Aku tidak tau aku terkena penyakit. Memang penyakit apa itu ? Apakah parah ?" tanya Tiffany yang masih ketakutan.

"Ya, bahkan sangat parah untuk orang sepertimu. Kau ... kau terkena penyakit ......" jawab Dokter Jang serius namun terputus karena takut Tiffany, yeoja yang ada di depan nya ini menderita karena terkena penyakit kanker.

"Mwo ?? Apa ?? Cepat katakan, aku ini terkena penyakit apa !!!" tanya Tiffany dengan suara yang sedikit keras dan dengan sedikit menitihkan air mata karena perkataan Dokter Jang yang sangat serius.

"Kau, kau terkena penyakit KANKER." jawab Dokter Jang dengan tegas.

"M-m-m MWO ? Benarkah ? KATAKAN DENGAN JUJUR DOKTER JANG ! KAU SEDANG BERCANDA KAN !! KATAKAN !!" tanya Tiffany dengan teriak dan ingin menangis namun ia tahan.

"Ani. Aku sedang tidak bercanda. Aku serius, mungkin ini menyakitkan untukmu tapi itulah kenyataannya." jawab Dokter Jang dengan menatap mata Tiffany dengan serius.

"Mwo ? Jadi itu benar ? Kau tak bercanda ? Apa tidak ada cara untuk menembuhkan penyakitku ini ?" tanya Tiffany dengan menangis karena masih tidak percaya oleh perkataan Dokter Jang.

"Memang ada, dengan operasi. Tapi, fisikmu sudah tidak kuat untuk menanggung penyakit ini dan penyakit kanker itu sudah menyebar luas di tubuhmu." jawab Dokter Jang dengan lemas.

Tiffany pun yang mendengarkan perkataan Dokter Jang bahwa dirinya tidak kuat lagi untuk menanggung penyakit ini, hanya diam tak bergeming. Ia pun mulai tidak menangis lagi. Tubuhnya mulai bergetar dengan cepat dan tatapannya kosong. Tubuhnya lemas seakan tidak punya tulang, dan ia hampir terjatuh, namun Dokter Jang menahannya dengan menahan bahu Tiffany dengan erat sehingga Tiffany tetap duduk dikursinya dan tidak jadi terjatuh. Tiffany pun bertanya dengan lemas ke Dokter Jang kalau .....

"Dokter Jang, apakah aku masih mempunyai harapan untuk hidup ?" tanya Tiffany dengan suara lemasnya dan sedikit terderngar isakan darinya, dan matanya yang sembap karena habis menangis.

"Ne, tentu saja kau masih mempunyai harapan untuk hidup. Tapi, hanya beberapa bulan saja." jawab Dokter Jang sambil tersenyum.

"Hanya beberapa bulan sajakah usiaku ?" tanya kembali Tiffany dengan lemas.

"Ani. Itu hanya prediksiku saja. Jika Tuhan berkehendak lain, mungkin usiamu bisa lebih panjang dari apa yang aku prediksi. Jadi, kau tenang saja ne dan selalu bersemangat ne." jawab sekaligus nasehat Dokter Jang sambil mengusap-ngusap rambut Tiffany dengan tersenyum.

"Ah, ne. Dokter benar. Yasudah, kalau begitu aku pergi dulu ne." pamit Tiffany kepada Dokter Jang.

"Ne, jika kau merasa sakit lagi, datanglah kesini, aku akan memeriksa keadaanmu, arra ?!" pesan Dokter Jang ke Tiffany.

"Ah, ne. Arra, gomawo ne atas semangat yang kau berikan kepadaku. Annyeong." jawab Tiffany sambil tersenyum dan membungkukkan tubuhnya.

"Ne, nado annyeong." balas Dokter Jang sambil membalas bungkukkan dari Tiffany dan tersenyum.

Tiffany pun keluar dari ruangan Dokter Jang itu dengan hati yang sakit.

Flashback End 


Tiffany pun masih saja setia menatap keluar jendela, ya, nama yeoja itu memang Tiffany. Padahal ia tidak melihat apapun dan hanya terlihat kosong dimatanya.

Author PoV End
* ~~ *
Tiffany PoV

Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Mengakhiri hidupku atau tetap menjalani hidup seperti biasa walaupun hidupku tidak lama lagi ?
Aishh, aku benar-benar bingung. Apakah separah itukah penyakitku ini ? Ya Tuhan, aku mohon janganlah kau cabut nyawaku sebelum aku membahagiakan namjachinguku.
Ya, aku memang mempunya namjachingu. Dia bernama Wu Yi Fan dan biasa dipanggil Kris. Aku takut untuk meninggalkannya, karena kami baru saja menjalani hubungan sejak satu bulan yang lalu. 

Aku takut dia terluka karenaku karena aku meninggalkannya. Aku ingin mengatakannya, tapi aku tidak tega membuatnya terluka, terlebih lagi hubungan kami masih baru. Sering sekali aku mencuekkinya hanya karena aku merasa bosan dan membuatnya terus meminta maaf dan menghiburku, jadi tolong berilah aku waktu untuk membuatnya sedikit bahagia walapun hanya sebentar.

Hmmm, jadi apa yang harus kulakukan ? Aku harus mengatakannya dengan siapa ? Hmm, sepertinya aku punya Victoria eonni, ya walaupun dia bukan eonni kandungku tapi usianya lebih tua dariku.
Ya, itu dia. Tapi, dia juga eonni terbaikku, yang selalu ada di setiap saat sedih dan bahagiaku. Apakah harus dia ? Tapi aku taku dia terluka juga karenaku.
Dengan eomma kah ? Tidak mungkin, aku anak satu-satunya dan dia pasti sangat sedih jika mengetahui bahwa anak satu-satunya ini terkena penyakit yang sangat parah yaitu kanker.
Dengan appa ? Tidak mungkin juga, karena dia sedang mengurusi pekerjaannya diluar negeri.

Yasudah, sebaiknya aku mengatakan ini kepada Victoria eonni saja. Ah, ne ne, aku akan meng-smsnya. Kuambil HP ku di laci dan segera ku tekan tombol pesan lalu mengirim pesan kepada Victoria eonni.

To : Victoria 

Eonni, apakah nanti malam kau ada acara ? Kalau tidak, tolong datang ke Taman Seirin jam 7 malam, jika kau tidak keberatan, ada sesuatu hal yang ingin kubicarakan. Jika keberatan, tidak usah saja eonni :D

From : Tiffany 

Aku sudah meng-smsnya, aku pun beraharap dia membalas smsku. Dan ternyata benar harapanku, tidak perlu menunggu lama, dia sudah menjawab smsku. Langsung saja kulihat pesan dari Victoria eonni.

To : Tiffany 

Aku, tidak ada acara dan juga aku tidak keberatan kok Fany. Baiklah aku akan datang ke Taman Seirin jam 7 malam :)

From : Victoria 

Setelah aku membacanya, aku merasa senang karena Victoria eonni mempunyai waktu untuk bersamaku mengenai penyakitku ini. Dan aku pun membalas sms nya.

To : Victoria

Baguslah, kalau begitu aku tunggu kau di Taman Seirin nanti, dan gomawo eonni karena sudah menyempatkan waktumu untukku :D

From : Tiffany


Tidak butuh banyak waktu pun, Victoria eonni sudah meng-smsku kembali. Aku pun segera membuka HP ku untuk membaca sms Victoria eonni.

To : Tiffany

Ne, Fany-ah. Cheonma :)

From : Victoria 

Setelah aku membacanya, aku pun langsung mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke Taman Seirin dengan Victoria eonni, karena sekarang sudah jam 5 sore.

Tiffany PoV End
* ~~ *
Victoria PoV 

Hmm, tumben sekali Tiffany mengajakku keluar, biasanya aku yang mengajakny untuk keluar. Sepertinya, ada yang ia inginkan katakan padaku. Huh, yasudahlah lebih baik aku segera bersiap-siap saja karena aku sudah mandi. Kulihat jam, ternyata masih jam 17.15. Sambil menunggu jam 7, aku membaringkan tubuhku ke ranjangku dengan mendengarkan musik menggunakan earphone. Aku pun memjamkan mata untuk beberapa menit.

Victoria PoV End
* ~~ *
Author PoV 

Tida terasa jam pun telah menunjukkan pukul 18..30. Victoria pun bangun dari ranjangnya dan bersiap-siap untuk bertemu dengan Tiffany. Begitupun juga dengan Tiffany yang sedang bersiap-siap untuk bertemu Victoria di Taman Seirin. Setelah bersiap-siap, mereka pun mulai menaiki dan mengendarai mobil mereka masing-masing menuju Taman Seirin. Namun, yang tiba duluan adalah Victoria, karena rumahnya yang kebetulan dekat dengan Taman Seirin. Victoria pun keluar dari mobilnya dan segera duduk di bangku taman itu. 

Victoria yang mengetahui kalau Tiffany belum datang pun menunggunya dengan bermain HP sebentar. Tak butuh waktu lama pun Tiffany sudah datang ke Tama Seirin itu. Lalu, Tiffany melihat Victoria yang sedang duduk sambil bermain HP dan Tiffany pun segera menghampirinya.

"Hei, eonni !" panggil Tiffany sambil melambaikan tangannya ke Victoria. 

"Ah, kau. Mengagetkanku saja, silahkan duduk." balas Victoria dan menghentikan aktivitas bermain HP nya.

"Ne, gomawo." ucap Tiffany lalu duduk disebelah Victoria.

"Ne, oh iya, kenapa kau mengajakku kesini ? Tumben sekali, biasanya aku yang mengajakmu kesini, haha. Apa ada yang mau kau bicarakan Fany-ah ?" tanya Victoria.

"Hmm, ne. Memang ada yang ingin kukatakan padamu eonni." jawab Tiffany.

"Kalau begitu katakan saja. Aku siap untuk mendengarkan mu." balas Victoria.

"E-e-e aku, aku ....." ucap Tiffany terputus karena takut Victoria mengetahui kalau dirinya terkena penyakit kanker.

"Ne, apa itu ? Katakan saja, gwenchana. Aku akan mendengarkanku kok Fany." ujar Victoris tersenyum.

"Ne. Eonni, jika aku tidak ada disini lagi, apa yang kau rasakan ?" tanya Tiffany dengan gugup.

TBC
(To Be Continue)
~~~ ~~~ ~~~ ~~~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar